Palopo_Sulsel.MERAK.nusantara.com,- Salah satu pelaku Jurnalis Senior saat ini di Tanah Luwu Raya Kota Palopo khusunya, M.Nasrum Naba yang akrab disapa Daeng Naba, kepada Redaksi Media Nasional Suara Rakyat Nusatara "MERAK NUSANTARA COM" Rabu 2 Agustus 2023 mengungkapkan penilaiannya atas perjalanan POLRI dalam kurung waktu 25 tahun pasca reformasi digulirkan.
Menurut Nasrum bahwa dirinya merasa sangat erat ikatan emosionalnya dengan Kepolisian sejak duduk di kelas 3 bangku SMP. Dan kemudian pada awal reformasi kembali menjalin sinergitas. dengan jajaran kepolisian Polres Luwu pada mulanya dan kemudian se_ Luwu Raya "khususnya Polres Palopo" pada khususnya.
Daeng Naba pun beberapa kali menerima utusan ke Polda Sulsel dalam rangka kegiatan pelaksanaan rencana strategi penegakan supremasi hukum. Dan pada tahun 2008, Daeng Naba menjadi salah satu utusan dari Polres Luwu Utara dalam acara silaturahmi dengan Kapolda Sulsel dalam rangkaian acara Membangun semangat Sinergitas dengan segenap Anggota Pengurus LSM pemerhati Hukum dalam kesepahaman tentang upaya penegakan hukum dibidang pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di Wilayah Hukum Polda Sulsel pada umumnya.
Polri dan LSM bersinergi dalam membangun komitmen pemberantasan Korupsi. Tentunya, Daeng Naba yang dikenal berpendirian idealis, merasa kian terlegitimasi dalam menjalankan tupoksinya selalu aktifis sosial kontrol dibidang LSM dan PERS kala itu.
Adalah bagaikan anak diasuh yang dibesarkan, dibina bahkan semakin berwawasan luas tentang ilmu hukum dalam hal penyelidikan atau ilmu investigasi kearah yang lebih proporsional dan profesional.
Pola dan metode berpikir analisis yang semakin dinilai dewasa atas jalinan sinergitas dengan jajaran POLRI dalam berbagai hal tentang ilmu hukum pidana pada khusunya dan Ilmu Kepolisian itu sendiri.
Daeng Naba menyebutkan bahwa kedekatannya dengan jajaran kepolisian selama ini, merupakan sebuah hal yang memberikan nilai positif dan kebanggaan tersendiri melalui semangat sinergitas. Hingga menyisakan NRP saja yang tidak dimiliki dari Kepolisian.
Bahkan dalam sejarah perjalanan yang cukup panjang (25 tahun-red), hitam putih perjalanan itu, banyak hal kenangan terkisahkan hingga predikat pangkatpun berhasil diraihnya walau hanya sebatas istilah. Yakni dengan istilah "Panit" namun karena bukan anggota Polisi, tersebut diganti dengan sebutan "Panik" sesuai dengan historis pemberian predikat itu.
Dalam hal tersebut, pemberian predikat itu diberikan oleh anggota Sat Resmob Polres Palopo pada saat melakukan penangkapan kasus "Curanmor" di salah satu daerah yang tergolong cukup teksas atau rawan. Dan peristiwa penangkapan berhasil meringkus pelakunya yang ditangkap di Kabupaten Bantaeng pada saat itu.
Lanjut Nasrum menuturkan tentang perjalanannya menjalin hubungan sinergitas dengan jajaran Kepolisian Polres Palopo ( Polres Se_ Luwu Raya ), hal mana kapasitasnya sebagai aktifis pelaku sosial kontrol dibidang Jurnalistik, LSM dan selaku mantan Ketua Badan Eksekutif Fak. Hukum di UNANDA PALOPO pada beberapa tahun yang lalu, dirinya semakin eksis dan cukup mendapatkan penilaian yang berdedikasi Dimata publik.
Berbagai persoalan penegakan hukum tentang tuntutan keadilan, dan perlindungan HAM, Daeng Naba mampu memanfaatkan prinsip sinergitas dengan POLRI untuk tampil dan menjadi terdepan melakukan aksi- aksi demo sebagai Jenderal lapangan (Jenlap) selama ini.
Sebagai sosok penganut paham idealis yang cukup tinggi, aksi demo terhadap Kasat Reskrim Polres Palopo saat dijabat oleh AKP Sudirman Lau, SH kala itu, dan langsung disikapi oleh Kapolda Sulsel, dimana hanya dalam beberapa waktu saja, AKP Sudirman Lau, SH langsung dicopot dari jabatannya sebagai Kasat Reskrim dan digantikan oleh IPTU Awaluddin, SH pada waktu itu.
Berdasarkan atas realita tersebut, membuat wartawan media ini tergelitik dan mempertanyakan, kok Daeng Naba mengaku kalau dirinya sangat dekat dengan POLRI tapi justru dilakukan demo terhadap polisi itu sendiri ? Spontan Daeng Naba menjawab, bahwa hal itu dilakukannya, karena rasa cinta terhadap Institusi POLRI dalam menjaga Marwah dan nama baiknya, merasa berkewajiban bagi diri Daeng Naba sebagai orang yang merasa dibesarkan dan harum namanya Dimata masyarakat luas selama ini atas kedekatannya terhadap sejumlah petinggi Polri di Jajaran Polda Sulsel.
Demo kepada kepolisian seperti itu, Menurut Daeng Naba, justru karena saya cinta POLRI sehingga saya harus melakukan itu terhadap oknum yang lupa dan keliru menjalankan tupoksinya sesuai amanah Konstitusi dan UU Kepolsian khususnya sebagai pelayan, pengayom, pelindung dan penolong serta penegak hukum bagi segenap masyarakat warga negara Indonesia tercinta ini.
Berdasarkan dan merujuk pada sejumlah pengalaman dalam perjalanan Reformasi Birokrasi POLRI dalam kurung waktu 25 tahun terakhir pada saat ini, dengan tegas dikatakan kepada Media Nasional Suara Rakyat Nusantara ini, Polisi telah membuktikan secara konkrit kepada seluruh warga negara Indonesia dan bahkan dunia internasional, bahwa KAPOLRI JENDERAL LISTYO SIGIT PRABOWO merupakan sosok figur pemimpin Polisi Harapan dan Dambaan Rakyat Bangsa Indonesia yang paling sangat terbaik sejak lahirnya NKRI.
Selain itu pula, Kapolri juga mampu melahirkan semangat kepemimpinan regenerasi yang berkelanjutan sebagai sosok Polisi yang dicintai dan mencintai masyarakat dalam mengemban amanah Konstitusi Negara dan Institusi Polri yang mengedepankan kepedulian kemanusiaan dengan metode restoratif justice penegakan hukum dan Presisi POLRI dalam antisipasi pengendalian secara dini sebelum terjadinya tindakan kejahatan hukum, semuanya sebagai bagian daripada harapan estapet kepemimpinan Kepolsian dimasa akan datang. Diantaranya adalah Sosok Figur Kapolres Palopo AKBP SAFI'I NAFSIKIN, SH.,S.I.K.,MH dan Sosok Kasat Reskrim Polres Palopo IPTU Alvin Aji Kurniawan, SH ,S.I.K. tanda Daeng Naba mengapresiasi.
(SS.01.Ka.Biro)
Posting Komentar